Menikmati
Februari.
28/02/2018
19:40 WIB
Mengetahui
kenyataan, kadang menjadi pahit setelah kita mengetahuinya. Ketika kasih sayang
mulai luntur, ketika senyuman kebahagiaan cepat terganti dengan kesia-siaan
kata dan pernyataan, ketika yang ada saat ini tergantikan dengannya yang sudah
mengenalnya lebih jauh. Luka itu seperti mengorek balutan yang telah mulai merentah
untuk kembali sembuh, tapi seakan dia tak menginginkan itu. Menyakitkan jika
enggan menerima tetapi terpaksa tau yang sebenarnya, tak apa sakit. Nikmati
saja sakit itu, mungkin dari situ kau akan mengerti kenapa kau harus merasakan
sakit ketika kau mengetahui yang sebenarnya bahwa dia hanya ingin dirimu untuk
menjadi temannya. Tak apa.. sakit memang.
Menangislah saja jika kau tak punya kalimat untuk beragumen dengan dirimu
sendiri, tak usah malu jika kau menangis. menangis adalah bagian dimana dirimu sedang
dalam keadaan yang terlalu lelah. Jangan artikan menangis itu adalah sebagai
ajang untuk meminta perhatian, atau bahkan kealayan semata yang diciptakan
manusia. Namun, katakan apapun itu yang membuat mu mungkin hilang akal,
mungkin itu akan sedikit menenangkanmu. Saat kau terlalu rapuh pasti akan
ada pengganti nya untuk menjadi penawarnya, dan saat kau terlalu sakit dengan
apa yang sedang kau ketahui, percayalah bahwa semesta punya maksud
dibaliknya.
“Karna
gerabah yang baik itu tidak memerlukan tanah liat yang berkualitas impor untuk
menjadi gerabah baik, tapi dia hanya memerlukan hal yang terbaik yaitu
penyangga nya. Kenapa penyangga? Agar saat ia dibuat ia
tidak akan jatuh dan rapuh.”
Komentar
Posting Komentar