Kehilangan (Part II)
Maret.
13/03/2018
15:38
WIB
Membiarkan dia masuk dan
membiarkan dia untuk memperbaiki keadaan yang sudah pecah, apa boleh buat? Mari
kita berdiskusi sebentar. Kenapa membangun kepercayaan sesusah ini? Dimana kita
sulit untuk memberi kepercayaan lagi kepada orang yang mungkin dulu pernah
dekat dengan kita. Ketika tangan ini, otak dan seluruh tenaga ku habiskan untuk
menulis tulisan ini aku tidak pernah
kehabisan kata-kata untuk menjelaskan betapa aku sangat berada dititik dimana
aku terlalu kecewa dengan kata ‘percaya’. Dia sekarang utuh karna dia. Aku
memberanikan diri untuk selalu membuka lowongan reparasi untuk hatiku, tapi
hanya dia yang mampu memperbaiki semuanya. Aku hendak berpikir, berkata apa
untuk kejadian ini? Seperti tidak nyambung tetapi penuh arti untuk di jelaskan
dan dirasakan.
Jika dengan menerima dapat merubah
semuanya, kenapa tidak untuk kamu juga mengikutinya. Mengikuti mencoba untuk
menerima, dan saling memperbaiki keadaan. Mungkin gelas yang sudah jatuh tidak
akan bisa bersatu lagi dengan baik seperti sebelum ia jatuh, mungkin
puing-puing beling itu akan di ambil oleh seseorang dan membiarkan dia membuat
dan memperbaiki pecahan itu menjadi suatu karya yang mungkin orang lain tidak
bisa membuatnya. Jadi percayalah. Jika kau membuka hati, dia akan datang dengan
segala perlengkapannya, untuk apa? Untuk saling melengkapi dan memperbaiki
kekurangan mu dan aku untuk menjadi karya ciptaan Tuhan yang baik. Tetapi sayangnya, saat ini aku sedang kehilangan. Aku kehilangan sosok yang membuatku berani menerima setiap kekurangannya dan kekuranganku. Aku telah kehilangan sosok yang pernah membuat rasa es teh manis terlihat menjadi manis seperti layaknya cappuccino.
“Tidak semua peristiwa yang menyedihkan akan terus menajdi kisah yang sedih, dia yang pergi memang meninggalkan luka, tetapi dia yang datang akan menulis kisah yang bahagia.”
Komentar
Posting Komentar