belum sempat.
ketika si bungsu kehilangan induknya kepada siapakah ia akan menyusu? ketika kenyataan memang menarik lalu menghempaskanmu kedasar lagi cukupkanlah lepaskanlah sudah saatnya kau harus menangis peduli apa dengan mulut manusia diluar sana ketika kata terlontar induk terlanjur pergi meninggalkan si bungsu tanpa mendengarkan cerita senja dari sang bungsu belum sempat ia mengutas senyum padanya tetapi semesta sedang berlaku tak adil dengan bungsu belum sempat ia menyapa hangat induknya ia sudah kehilangan lagi rehatlah sudah saatnya juga kau harus merehatkan dirimu realita memang sekejam Jakarta ketika kata tertahan karna karna keterbatasan tak apa mungkin kau belum sempat merasakan bahagia sekarang kau hanya merasakan belum sempat memiliki untuk selamanya belum sempat. inspired by: Kunto Aji-Sulung. nb: sebaiknya membaca puisi ini dengan mendengarkan lagu dari Bung Kunto Aji . thx.